Serial Anak-anak Nusantara: Si Anak Cahaya dan Si Anak Badai



Judul Buku           : Si Anak Cahaya 

Penulis                        : TERE LIYE
Jumlah Halaman          : 417 Halaman
Penerbit                      : Republika Penerbit
Tahun Terbit              : Desember 2018
Co-Author                   : Sarippudin
ISBN                            : 978-602-5734-54-0

Sinopsis Novel










       Nurmas, merupakan anak pertama pasangan Yadi dan Qaf.  Cerita ini ber-setting tahun 1950.  Mereka hidup di sebuah desa.  Memiliki 3 sahabat yang menyenangkan dan kadang menyebalkan karena suka menjodoh-jodohkannya dengan Badrun S.  yaitu:  Jamilah, Siti dan Rukayah.  Nama belakang Badrun tidak satu pun ada yang tahu kepanjangan dari apa.  Badrun kelas 6, Nurmas kelas 5.  Badrun di mata Nung, sangat menyebalkan sebab selalu memanggilnya si anak sok, sok pintar!  Sementara Nung dan teman-temannya mempelesatkan haruf S menjadi Si Susah atau Si Sulit.  Mereka memiliki Guru SD satu-satunya yang mengajar sekolah, namanya Pak Ahmad Zen, atau biasa dipanggil Pak Zen.  Guru mengajinya Kakek Berahim. 

       Nung memiliki petualangan-petualangan seru baik sendiri atau pun bersama teman-temannya.  Yang paling menyentuh saat Nung seorang diri berangkat ke kota kabupaten untuk menemui dokter Van Arken dan akan membeli obat untuk Bapaknya yang sedang sakit dengan menumpang gerobak milik Bang Topa.  Petualangan yang menegangkan saat Nung ditemani ketiga sahabatnya menunggu ladang dan bertemu babi hutan liar juga harimau.  Salah satu cerita yang kocak dan mengocok perut saya, ketika Nung dan ketiga sahabatnya menjadi murid Nek Beriah, dukun anak di kampungnya.  Saat Jamilah disuruh mempraktekan jadi Ibu hamil yang sedang melahirkan anak.  Kemudian Nung mencoba peruntungan berjualan di statiun kereta api bersama ketiga sahabatnya juga, meskipun pada akhirnya layu sebelum berkembang, akibat krisis ekonomi terpaksa statiun di kampungnya di tutup dan harus berpisah dengan Pak De yang sudah bekerja dan berada di kampungnya selama dua puluh tahun.  

      Puncak yang paling seru dan menegangkan saat kembalinya Dulikas ke kampungnya, dan mencari Bapak-nya Nung, untuk balas dendam.  Satu per satu rumah di kampungnya dibakar.  Berkat bantuan Kibo, kerbau milik Bang Topa, yang mengamuk karena  anak buah Dulikas menyalakan lampu dari truk-truk yang mereka bawa, Nung bisa kabur dengan menggendong adiknya, Unus.  Ia berjalan menuju kabupaten sejauh 15 pal. Meskipun bertemu dengan banyak rintangan, seperti dihadang di Puyang (harimau) yang akhirnya memangsa dukun sakti di kampungnya, bertemu babi, hingga empat anjing liar yang hampir saja memangsa Nung dan Unus, sebelum ajal menjemput, maka datanglah pertolongan dari dua tentara yang berasal dari kampungnya, orang yang Nung cari.  Malam itu juga Nung beserta puluhan tentara mendatangi kampungnya, hingga akhirnya menangkap Dulikas.  Apa yang telah dilakukan oleh Nung, akan selamanya diingat oleh warga di kampungnya. 




Judul buku    : SI ANAK BADAI

Penulis           : Tere Liye, Co-Author: Sarippudin
Penerbit         : Republika Penerbit
Tahun Terbit : Cetakan I,  Agustus 2019
Halaman        : 322 halaman
ISBN                : 978-602-5734-93-9



Kali ini dalam buku Si Anak Badai muncul dengan karakter baru, yaitu Za.  Zaenal, memiliki dua adik yaitu Fatahillah dan Thiyah.  Mereka tinggal di Kampung Manowa.  Di sana, seluruh rumah warga berada di atas air. Sebagai penghubung antara satu rumah dengan rumah lainnya juga penghubung kampung kami dengan daratan, dibangun jembatan yang terbuat dari papan ulin selebar satu setengah meter. Namun, Kampung yang tadinya damai, semenjak kedatangan Pak Alex atau si bajak laut, menjadi gaduh.  “Sekarang orang-orang pintar itu akan membuat pelabuhan di sini.  Mereka tidak akan tahu apa dampaknya bagi kita.  Lebih celakanya lagi, mereka tidak peduli apa akibatnya bagi kita.  Yang penting pelabuhan itu jadi, yang penting mereka mendapat uang banyak dari pembangunan pelabuhan. ” (halaman 98)

Hadir cerita khas tentang anak-anak yang kadang seru, sedih dengan keterbatasan yang ada, namun mereka tetap dapat menikmati kehidupan yang mereka jalani, tak lupa unsur kenakalan khas anak-anak pun menjadi bumbu tersendiri yang menjadikan buku ini tetap bisa saya nikmati dengan senang hati. Membayangkan kehidupan di muara, dan perjuangan orangtua dan anak-anak dalam mempertahankan tempat tinggal mereka dari gangguan orang-orang yang hanya ingin mengeruk keuntungan semata tanpa mempedulikan nasib mereka di masa yang akan datang.  Yang menarik dari buku ini, tentu saja “siasat” jitu dari geng Si Anak Badai yang terdiri dari Za, Ode, Awang, dan Malim.   Pertengkaran di antara mereka, saling meledak, dan saling peduli, menjadikan persahabatan mereka terukir sangat indah.
Yang membedakan buku ini dari lima buku sebelumnya dalam serial anak Nusantara adalah cerita, karakter dan setting-nya. Kalau Mamak di lima buku sebelumnya bernama Mamak Nurmas, nah kalau di buku ke enam ini nama Mamak-nya adalah Fatma.  Mamak dari Za, Fatah, dan Thiyah. 
Dalam serial Anak Nusantara ini, selain pesan berisi tentang keluarga, persahabatan, hidup dalam bermasyarakat dan bertetangga, juga selalu menekankan akan pentingnya pendidikan.  Tentang sekolah, sekolah, dan sekolah tak peduli apa pun latar belakang dan keterbatasan yang menghimpit kehidupan mereka, sekolah itu tetap sangat penting.  Mungkin karena masih ditemukan tentang anak yang putus sekolah, dalam serial ini penulis pun seolah tak bosan, lewat karakter dalam novel selalu mengingatkan tentang betapa sekolah itu sangat penting.
Kemudian pelajaran yang bisa diambil dan  direnungkan dari novel Si Anak Badai, kita harus menyadari bahwa ilmu yang kita miliki jika dibandingkan telunjuk dan lautan, tidak ada bandingannya (baca halaman 58), menghargai perjuangan Mamak (baca bab seberapa besar kasih sayang Mamak), belajar dari kesalahan (baca halaman 72),  kita harus selangkah lebih maju dibandingkan dengan lawan (baca halaman 226), dan tentang kekerasan yang dibalas dengan kebaikan (baca halaman 295).  Sebuah buku yang sarat akan pesan moral, mendidik, dan menarik untuk dibaca oleh semua umur.  Jadi, tunggu apa lagi.  Buat kamu yang suka membaca buku genre anak-anak dan keluarga, jangan sampai terlewatkan membaca buku Si Anak Badai!  Dan mari kita nantikan buku baru  berikutnya dari Bang Tere.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Serial Anak-Anak Nusantara: Si Anak Kuat dan Si Anak Pintar